Tuesday, December 11, 2007

Tentang Natal (1)


Kemarin di meeting room kantor sudah dipasangi pohon Natal dan banyak pernak-pernik Natal juga ditempel di banyak tempat. Menjadi terasa banget suasana Natal. Semua orang enjoy dengan suasana baru ini, karena memang musim Natal menjadi salah satu musim yang ditunggu-tunggu. Tetapi dari antara semua pernak-pernik Natal itu, akhirnya ada satu yang harus dilepaskan dari tempatnya. Ada apa? Apakah ada yang salah dengan hiasan Natal yang satu itu? Bukan! Tidak ada yang salah dengan hiasan Natal itu, karena memang itu hiasan Natal yag standar, sebuah lingkaran bergambar snowman dan Sinterklas. Lalu mengapa harus dilepaskan? Hiasan Natal itu harus dipindahkan karena letaknya yang mengganggu LCD projector. Tidak ada perdebatan apapun mengenai pemindahan itu, karena memang tidak ada yang mempermasalahkan tentang hiasan itu dan tentang lokasi pemasangannya.

In berbeda dengan yang terjadi di negeri Paman Sam, negara yang sering dikenal sebagai negara berpenduduk mayoritas Kristen. Coba minta Mas Google carikan kalimat "Nativity Scene Remove" (Pemindahan patung hiasan Natal), maka anda akan menemukan 318.000 entry. Mulai dari Ohio, Oklahoma, California, Michigan. Mulai dari perdebatan di Dewan Sekolah, Pengadilan, Condominium Management, Supermarket Management, Dewan Kota, dan banyak tempat lain, yang memperdebatkan tentang hiasan Natal. Nativity Scene (Hiasan yang berupa susunan patung-patung tentang kelahiran Yesus) menjadi pusat perdebatan.

Dunia memang mencoba untuk memindahkan semua yang berkaitan dengan Yesus Kristus dari musim Natal. Bukan hanya di negeri Paman Sam, tetapi juga di banyak negara lain. Natal Ok, asal tidak menyebut tentang Yesus. Tokoh utama Natal bukan lagi bayi Yesus, tetapi Sinterklas. (Bahkan Sinterklas juga ditolak di banyak tempat). Ada juga yang tokoh Natalnya adalah Mickey dan Minnie Mouse. Apa hubungannya Mickey dan Minnie Mouse dengan Natal? Gak jelas. Tetapi itulah yang sedang trend, secularisasi Natal.

Yang lebih aneh, sebuah keluarga Kristen dari Irak mengungsi ke Detroit, Michigan. Musim Natal tiba, mereka memasang patung Yesus, Maria, Yusuf, palungan, Sinterklas, ditambah dengan tokoh kontemporer seperti Mickey Mouse, Winnie the Pooh, dan sebuah patung rusa. Apartment Manager mereka menuliskan surat meminta mereka memindahkan patung Yusuf, Maria, Yesus, dan Sinterklas. Ironis, ketika di Irak, mereka bisa memajang patung itu, tetapi setelah di Michigan, mereka hanya memasang patung Mickey Mouse dan Minnie Mouse bermain bersama Winnie the Pooh di palungan dekat seekor rusa, di hari Natal.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua yang memiliki pandangan yang berbeda, tetapi perlu dipahami bahwa Christmas adalah "Mass of Christ" (upacara untuk Kristus). Meninggalkan Kristus dari Christmas adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Natal yang berarti "Kelahiran" adalah untuk memperingati kelahiran Yesus. Memisahkan Yesus dari Natal akan membuat kita memperingati hari Natal sebagai kelahiran tokoh yang lain, tidak masuk akal juga.

Jadi tetap saja ada satu Pribadi yang seharusnya menjadi pusat di hari Natal, Yesus. Menjadikan semua yang lain, Sinterklas--atau bahkan yang lebih buruk lagi: diri kita sendiri--menjadi pusat di hari Natal akan membuat Natal kita salah tempat. Itu akan membuat kita juga terlibat dalam menyingkirkan Yesus dari Natal.

Untung bahwa pemindahan hiasan Natal di meeting room terjadi hanya karena alasan teknis dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan alasan teologis, filsafat, atau alasan lain. Semua tetap sepakat untuk menjadikan Christmas ini sungguh-sungguh "Mass for the Christ" dan Natal ini semata-mata untuk memperingati kelahiran Yesus.



No comments: