Tuesday, December 11, 2007

Tentang Natal (2)


Baru-baru ini 3 institusi di Amerika: Washington Health Center, Boston University dan Vanderbilt University, membuat sebuah pernyataan yang sangat menarik. Dalam penelitian mereka, bulan Desember adalah bulan puncak untuk serangan jantung. Artinya, pada bulan Desember, jumlah orang yang terkena serangan jantung lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Setelah dilakukan penyelidikan, itu terjadi karena di bulan Desember ada 2 hal yang sangat sering terjadi: Di satu sisi, tingkat stress meningkat dan di sisi lain orang cenderung kurang mengendalikan apa yang mereka makan.

Tingkat stress meningkat, karena pada bulan Desember banyak orang dipacu untuk mengumpulkan lebih banyak uang dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Di bulan Desember ada hari Natal, dan banyak sekali pengeluaran yang esktra terjadi di hari Natal itu: pernak-pernik Natal, pakaian untuk anak-anak, dan liburan--belum lagi di Amrik, Natal tiba pada musim dingin, sehingga ada pengeluaran ekstra lagi untuk hal itu.. Ini membuat banyak orang yang bekerja ekstra juga, agar cukup income untuk memenuhi keperluan yang sangat spesial itu.

Pengendalian pola makan juga menjadi sangat kendor di musim Natal. Di Amrik sana, perayaan yang pakai makan-makan sudah dimulai sejak Oktober, yaitu dengan hari raya All Saints Day (yang kemudian lebih dikenal sebagai Halloween). Lalu, ada Hari Raya Thanksgiving di bulan November (yang terkenal dengan makan kalkun utuh itu), dan kemudian tiba hari Natal, dengan pestanya sendiri, dan Tahun Baru, yang juga tidak kalah meriah. Banyak sekali alasan untuk mengatakan "sekali ini saja" dan kemudian mulai menyikat semua hidangan yang tersedia (ini juga motto dari mereka yang sedang berjuang untuk menguruskan badan "Sekali ini saja.")

Ini terjadi karena di dalam Natal sudah bercampur segala macam kepentingan. Di dalam Natal ada konsumerisme, yang membuat orang berbelanja berbagai macam hal yang kemudian tidak terpakai lagi, yang tentu saja sangat diwarnai oleh kemewahan dan kemahalan. (Kayaknya di Indonesia juga, kalau Natal barang-barang jadi mahal). Di dalam Natal juga ada sekularisme, yang membuat fokus Natal menjadi sangat tidak jelas. Justru yang muncul adalah "mini hedonisme" -- pesta dan perayaan-perayaan, yang selain mahal, juga membuat fisik tidak sehat, karena jarang ada pesta Natal yang makanannya adalah buah, tempe, sayur-sayuran, dan makanan sehat lainnya.

Natal tahun ini, siapkan jantung kita. Ini penting juga bagi kita di tempat kita. Kalau pergi ke supermarket, lihat baju bagus, tertarik. Tetapi kalau lemah jantung, lebih baik jangan lihat harganya. Kalau mau beli telor, beras, atau tepung, lebih baik minta tolong kepada yang jantungnya kuat. Begitu tanya harga, kalau jantung gak kuat, juga bisa berbahaya.

Dan untuk membuat jantung sehat, fokuskan Natal kita kepada apa yang memang paling utama yaitu kepada Dia yang kita peringati kelahiranNya di hari Natal itu.


"Quia natus est vobis hodie salvator qui est Christus Dominus in civitate David" (Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud)

No comments: