Monday, October 1, 2007

Mengucap Syukur Untuk Burung Garuda


Tadi malam anak-anak bertanya, "Pak, kok kita gak pasang bendera?" Wah, kagok juga menjawabnya. Memang agak sedikit (kalau tidak bisa dikatakan tidak ada) yang pasang bendera pada tanggal 1 Oktober kemarin, jadinya kelupaan juga. Padahal, kemarin adalah Hari Kesaktian Pancasila, salah satu hari kebangsaan (atau mungkin lebih tepat disebut hari nasional, atau hari kebesaran, atau hari bersejarah.... gak tahu mana yang paling pas) bagi bangsa Indonesia. Tidak perlu menjelaskan apa yang diperingati di sana, karena selama puluhan tahun kita memperingatinya dan bahkan menghafalkan semua tokoh yang terlibat, termasuk sang "superhero" yang menyelamatkan bangsa dari kehancuran.

Ada seorang teman yang mengingatkan kita bahwa sebenarnya burung Garuda, lambang negara kita, merupakan salah satu bukti bahwa kita harus lebih bersyukur kepada Tuhan atas bangsa ini. Dia mengingatkan bahwa burung Garuda memiliki tampilan yang gagah perkasa dan berwibawa karena Tuhan mengatur kita untuk merdeka pada tanggal yang tepat. 17-08-1945. Hari kemerdekaan kita. Karena kita merdeka pada tanggal itu, maka burung Garuda kita nampak gagah perkasa, bulu sayap merentang berjumlah 17 (tanggal 17), bulu ekor menambah wibawa berjumlah 8 (bulan 08, Agustus), dan bulu dada (atau leher) yang sangat gagah berjumlah 45 (tahun 1945).

Teman saya mengatakan, untung kita merdeka pada tanggal itu. Coba kalau kita merdeka pada tanggal 1 bulan November tahun 1900, maka kita akan mendapatkan ini: burung Garuda yang sayapnya gundul sebelah, lalu sebelahnya hanya satu bulunya (karena bulu sayap memang cuma 1); bulu ekor kebanyakan dan tidak seimbang kanan-kirinya (karena 11, maka salah satu sisinya 6 dan sisi satunya 5); dan leher yang botak. Betapa mengenaskan!!!

Apapun kejadiannya, memang mengucap syukur itu sesuatu yang senantiasa perlu dilakukan. Dengan mengucap syukur kita akan memikirkan mengenai sisi positif dari apa yang terjadi. Memacu diri untuk mengucap syukur berarti kita memacu diri untuk mencari dan menemukan apa yang baik, positif dan berguna bagi kehidupan kita, dan bukannya berfokus kepada apa yang buruk, negatif dan tidak menyenangkan. Anda kesulitan menemukan sisi positif dari peristiwa yang terjadi? Mulailah mengatakan, "Tuhan saya bersyukur untuk ......" dan anda akan memeras otak anda untuk menemukan sisi positif itu.


In omnibus gratias agite haec enim voluntas Dei (Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah)






No comments: