Tuesday, November 13, 2007

Penghuni Baru di Rumah


Ada penghuni baru di rumah. Namanya masih belum disepakati. Yosua punya usulan nama sendiri, Theresa punya usulan nama sendiri, dan nama yang dibawa penghuni itu dari tempat lamanya, juga beda. Masing-masing masih memanggil dengan nama yang berbeda.

Yosua (dengan dukungan dari saya sebagai ayah) memberi nama dia FLOPSY. Nama itu mengingatkan tentang nama hewan peliharaannya Bhumi, (temennya Ang), yang adalah rajanya pengendali tanah (bagi yang tidak "ngeh' dengan apa yang saya tulis, coba memanfaatkan kotak kaca bergambar yang ada di rumah dengan lebih baik. Kotak itu bukan pajangan, tetapi bisa keluar gambar kalau difungsikan).

Theresa mau memberi nama CHINNER. Anak ini memang kalau urusan memberi nama, lebih kreatif dibandingkan dengan semua penghuni rumah lainnya. Coba tanya nama-nama boneka kesayanganya, namanya bagus-bagus. Ada yang diberi nama Riri, Rori, (untuk aku tidak harus menyebut nama itu), dan juga banyak nama lainnya.

Kalau Mamaknya anak-anak, belum tahu yang mana usulannya. Kadang-kadang dia memanggil dengan nama "HUSSS!!" kadang-kadang dengan nama "HEI!!" tapi yang paling sering, ia memanggil dengan nama "KELUAR!!" atau "JANGAN MASUK".
Nama yang dibawa dari tempat asalnya adalah DOGGY. Agak katrok memang, karena di dunia ini pasti ada jutaan anjing yang bernama DOGGY. Terlalu ombyokan kesannya. Seperti nama CATTY untuk kucing (atau SIPUS dalam bahasa Indonesia). Kelihatannya, lambat laun, nama itu akan hilang.

Untuk sementara, masing-masing orang memanggil penghuni baru itu dengan nama pilihannya. Tetapi nanti nampaknya harus diputuskan satu nama untuk dia. Memang dia suka dipanggil apa saja. Dipanggil Flopsy dia datang, dipanggil Chinner, dia juga datang, bahkan diteriakin Huss, Hei atau Keluar, dia juga malah datang (Dasar anjing tidak punya pendirian!! Jangan-jangan dia juga punya pendapat sendiri tentang namanya).

Untungnya, perbedaan itu sama sekali tidak membawa masalah di dalam rumah. Padahal kami tinggal serumah, memakan makanan yang sama, minum dari sumber galon yang sama, mandi dari bak yang sama, dan banyak kesamaan lainnya. So, perbedaan bisa terjadi di mana saja. Itu sesuatu yang sangat normal. Tidak berarti keluarga tidak harmonis, karena adanya perbedaan.

Di tempat lain juga ada perbedaan. Tetapi adanya perbedaan tidak menjadi tanda tidak adanya kesatuan. Yang penting adalah memelihara kesatuan di dalam perbedaan itu.


Obsecro itaque vos ego vinctus in Domino ut digne ambuletis vocatione qua vocati estis (Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera).

1 comment:

Pudjianto said...

Wah sekarang kalau mau bertamu agak takut-takut. Habis 'ngingu' herder.