Wednesday, November 21, 2007

Superhero yang Berkorban


Selasa, 20 November 2007, iseng-iseng nonton film kartun. Tentang superhero jadul yang ngetop waktu jaman-jaman SD dulu. The Justice League. Anggotanya jagoan-jagoan masa kecilku: Superman, Hawkman, Cyclone, Green Lantern, Flash dkk. Jadi ingat waktu masih SD, cepet-cepet mandi supaya bisa nonton TV tetangga yang hitam putih (Soalnya tetangga kasih aturan, yang belum mandi gak boleh masuk haha.....).

Kisahnya masih sangat klasik sekali, sang superhero melawan penjahat, superhero kalah duluan, tetapi kemudian menang secara spektakuler. Tetapi kisah sore itu ada perbedaan dengan kisah lainnya. Kisahnya mengenai Green Lantern (baru yakin kalau Green Lantern memang hijau beneran, dulu waktu di TV hitam putih, Green Lanternnya abu-abu) yang merasa bersalah karena menghancurkan sebuah planet berpenduduk 5 milyar jiwa. Padahal ia hanya dijebak saja. Green Lantern menembak sebuah pesawat penyelundup, tetapi pesawat penyelundup itu memakai ilusi sehingga seolah-olah tembakan Green Lantern mengenai sebuah planet yang langsung hancur seketika (Tidak perlu bertanya berapa besar planet itu, dan bagaimana sebuah tembakan bisa mengancurkannya. Ini film anak-anak, jadi jangan tanya macam-macam).

Penyelundup yang jahat itu justru membawa Green Lantern ke pengadilan antar galaksi. Karena merasa bersalah, Green Lantern menerim saja penangkapan dan menerima vonis hukuman pemusnahan. Saat itulah muncul Flash. Bukan Flash Gordon, tetapi Flash si manusia super cepat. Flash Gordon iu cerita yang lain lagi. (Rupanya bajunya Flash itu merah, aku pikir biru, sesuai dengan warna kesukaanku). Ia langsung mencoba mengajukan pembelaan terhadap Green Lantern. Hakim antar galaksi menerima Flash sebagai pembela, tetapi mereka juga menjelaskan aturan bagi pembela. Karena seorang pembela dianggap sudah berani membela sebuah kasus, maka ia harus berani juga menerima hukuman yang sama dengan hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwanya. (Kalau ini diterapkan di jaman ini, rasanya banyak pembela yang akan lebih mendengar 'hati nurani'nya). Flash menerima syarat itu. Ternyata, Flash tidak bisa membuktikan Green Lantern tidak bersalah, sehingga mereka berdua akhirnya dimasukkan ke dalam tempat pemusnahan.

Kalau mereka musnah, maka kisah ini sudah menjadi tidak seru lagi. Dengan bantuan Hawkgirl, Manhunter dan Superman, mereka bisa membuktikan kalau Green Lantern tidak bersalah dan kemudian justru si penyelundup yang dimusnahkan. Horeee!!

Kisah yang sangat simple, tetapi tiba-tiba saya bisa melihat hubungannya dengan diri kita dan Pembela Agung kita. Ada beberapa perbandingan yang menarik.



  1. Keadaan kita mirip dengan Green Lantern, yaitu sama-sama menghadapi si pendakwa jahat. Green Lantern hanya difitnah oleh si penyelundup, sedangkan kita sungguh-sungguh jahat dan berdosa. Kita memang melakukan kejahatan dan dosa setiap hari sebagaimana yang didakwakan pendakwa kita.


  2. Flash membela dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Tetapi saat ia melakukan pembelaan, ia tidak hanya mencoba menyelamatkan Green Lantern, tetapi ia juga berjuang sekuat tenaga menyelamatkan nyawanya sendiri. Pembela Agung kita menjadi pembela bagi kita dengan menyerahkan nyawaNya sendiri. Ketika membela kita, Ia tidak sedang mencoba menyelamatkan diriNya sama sekali, karena Ia justru sudah menanggung hukuman kita.

Flash melakukan pembelaan kepada Green Lantern karena ia sangat mengasihi rekannya itu. Tetapi setelah vonis dijatuhkan, ia tetap berusaha kabur dari penjara itu. Pembela Agung kita membela kita karena Ia sungguh-sungguh mengasihi kita, sehingga Ia sudah memberikan nyawaNya bahkan sebelum Ia melakukan pembelaan itu.


Maiorem hac dilectionem nemo habet ut animam suam quis ponat pro amicis suis (Orang yang paling mengasihi sahabat-sahabatnya adalah orang yang memberi hidupnya untuk mereka)

No comments: