Thursday, September 17, 2009

Masa Perubahan Anak-anakku


Libur panjang… Saatnya untuk menikmati masa-masa santai, bersama-sama dengan keluarga, dan juga dengan teman-teman lain. Dan tahun ini, masa liburan cukup istimewa karena ada rencana mengikuti retreat di Sarangan. Belum pernah ke sana, dan tidak tahu apa yang akan dilihat, tetapi mudah-mudahan retreat ini akan benar-benar membawa sesuatu yang baru, seperti judulnya “Always Springtime.” Sooo interesting.

Di tahun-tahun lainnya, hal yang sama juga dilakukan. Memimpikan dan merencanakan masa liburan yang menyenangkan. Mulai dari tempat liburannya, tempat menginapnya, apa saja yang akan dilakukan, tempat mana saja yang akan dikunjungi, dan—tentu saja—berapa biaya yang dibutuhkan. Ada kalanya impian dan rencana itu bisa terlaksana, ada kalanya harus diganti karena berbagai pertimbangan, dan juga pernah terjadi pembatalan perjalanan liburan. Sooo disappointing.

Liburan bersama selain masa-masa untuk relaks dan beristirahat, juga menjadi masa-masa untuk sungguh-sungguh bersama-sama dengan keluarga. Masa itu adalah masa dimana ada kesempatan selama beberapa hari untuk melupakan semua beban dan pekerjaan, dan hanya mengingat kebersamaan dengan keluarga. Bukan berarti bahwa pada hari-hari biasa tidak bersama dengan keluarga, tetapi di hari-hari liburan kebersamaan itu benar-benar menyeluruh. Di hari biasa, secara fisik mungkin bersama, tetapi masing-masing memikirkan urusan sendiri, melakukan kesibukan sendiri. Sooo busy

Kebersamaan dengan keluarga ini menjadi penting mengingat anak-anak sudah masuk ke masa-masa usia peralihan. Anak pertama saya, Yosua, sudah masuk ke SMP, artinya ia sudah hampir memasuki masa remaja. Anak yang kedua, Theresa, masuk kelas 3, dan dalam istilahnya sendiri, ia sudah menjadi “anak tanggung,” artinya, bukan lagi “anak kecil” tetapi belum masuk “anak besar.” Melewatkan masa-masa ini akan sangat rawan bagi perkembangan mereka, dan tentu saja bagi kami sebagai orang tua. Sooo dangerous

Dalam masa-masa ini, perubahan banyak sekali terjadi. Bukan hanya perubahan secara fisik—mereka jelas sekali perubahannya—tetapi juga perubahan sikap, perubahan kebiasaan, perubahan kesukaan, perubahan perilaku, dan berbagai perubahan lain. Apa yang dulu merupakan kesukaanbagi mereka, sekarang nampaknya tidak membuat mereka tertarik. Apa yang dulu mereka sambut dan tunggu dengan sangat antusias, sekarang bahkan mereka menolak untuk mengikutinya. Apa yang dulu sangat mereka takuti, sekarang sama sekali tidak berpengaruh. Soooo frustating..

Tetapi bagaimanapun, masa ini tetap harus dijalani. Yang terpenting adalah berjuang sekuat tenaga untuk menyikapinya dengan baik. Sudah membaca banyak buku, sudah bertanya kepada para senior yang sudah berpengalaman, sudah mencoba menggali untuk menemukan apa yang disukai anak-anak. Yang terpenting adalah berjuang sekuat tenaga untuk menyikapinya dengan baik, mendoakan dengan setia, dan kemudian, hope for the best, berharap bahwa masa ini dilalui dengan sebaik-baiknya. Harapannya adalah bahwa beberapa tahun ke depan, ada kesempatan untuk menulis lagi di blog ini dan mengatakan, “Horee… anak-anak sudah melewati masa-masa sulit ini, dan mereka berhasil mengatasinya dengan baik. Mereka sudah menjadi mandiri, takut akan Tuhan, dan tetap menghormati serta taat kepada orang tua. Soo proud of them!!”

L'enfant sage réjouit son père (Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya)

No comments: