Tuesday, September 22, 2009

une femme vertueuse


Une femme vertueuse (wanita yang cakap).


Dalam salah satu session dalam retreat bertajuk "Always a Springtime," diajukan pertanyaan "Apa yang anda kagumi tentang pasangan anda." Ahh... bagi saya itu pertanyaan mudah. Sejak dulu saya sering secara langsung mengatakannya kepada istri saya, apa yang saya kagumi dari dia. Sejak dulu saya mengagumi kepedulian dan perhatiannya kepada orang lain. Bukan hanya kepada orang-orang dalam lingkaran hubungan tertentu saja, tetapi kepada orang-orang yang memang memerlukannya.


Kesan pertama muncul ketika kami sama-sama masih mahasiswa baru di sebuah kampus di Ungaran, Semarang. Suatu saat, ketika sedang membereskan kursi lipat di aula, setumpuk besar kursi lipat jatuh. Dalam kenaifan dan kemudaan saya, saya ingin menyelamatkan kursi itu, dan juga agar tidak terjadi keributan suara karena jatuhnya setumpuk kursi lipat itu, saya menahannya dengan kaki saya. Saya berhasil. Kursi tidak jatuh ke lantai, dan hampir tidak ada bunyi sama sekali. Harga yang harus saya bayar cukup mahal, kaki yang saya pakai untuk menahan kursi itu, bengkak besar. Saya harus berjalan terpincang-pincang. Istri saya (waktu itu bahkan belum terlalu kenal) memperhatikan saya dalam keadaan pincang itu. Karena kami berasal dari kelompok yang berbeda, dia bahkan hampir tidak sadar bahwa saya ada, tetapi saya memperhatikannya dan saya melihat bahwa ia juga memperdulikan orang-orang lain di sekitarnya.


Kebetulan kami sama-sama praktek di Jakarta. Saya di Jakarta Barat, dan dia di Jakarta Timur (waktu itu, juga belum terlalu kenal sebenarnya, hanya ia mulai menyadari bahwa saya memang benar-benar ada). Dia satu-satunya teman yang mau berbagi cerita dengan saya, yang mau jauh-jauh datang untuk sekedar share bersama, dan mau membalas surat saya (jaman itu, belum ada HP, dan telphone juga terbatas).


Masa membuat skripsi, dia yang sangat menolong dengan memberikan dorongan, menyemangati dan bahkan mau-maunya membuatkan mie rebus dan mengantarnya ke asrama kalau saya rencana mau lembur malam. (Masa ini, barulah masa 'jadian' itu). Saya termasuk mahasiswa panda (bukan ber-uang), sehingga kalau jalan bareng, hampir tidak ada acara traktir-traktiran, kecuali ada moment yang sangat khusus. Karena asrama tempat dia tinggal dekat Perpustakaan kampus, maka Perpustakaan menjadi tempat ketemuan, dan tentu saja, ini sangat menolong untuk mendapatkan bahan-bahan tambahan skripsi (gak lucu kalau di perpustakaan tidak ada kegiatan cari-cari dan baca buku--baik sungguh-sungguhan maupun pura-pura-an).


Setelah menikah, perhatiannya bahkan bertambah dan berlimpah. Bahkan setelah kami dikaruniai dua orang anak, Yosua dan Theresa, perhatiannya kepada saya tidaklah kurang. Ia yang mengurus hampir semuanya, sehingga saya hampir tidak tahu dimana letak kaos kaki atau tusuk gigi.


Tentu ada banyak kebaikan lainnya, tetapi bukan untuk blogosphere, tentu saja...




Qui peut trouver une femme vertueuse? Elle a bien plus de valeur que les perles
( Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata)


No comments: